Disebut aspal karena ada dalam kedudukan paling bawah. Makanya, pantas kalau diinjak. Akhir dari sisa-sisa proses paling akhir. Dibuang sayang. Aspala safilin. Menyedihkan memang, bila ada manusia yang makin bertambah umurnya makin terdegradasi kemanusiaannya. Terjun bebas. Padahal, asli dirinya ada di puncak masterpiece ciptaan. Berdiri kokoh karena ruhullah. Namun, kenyataannya sebagian gagal menaik bahkan lebih bangga turun menjadi aspal.
Allah sangat sayang kepada manusia. Mengakrabi sepanjang hayat. Mendekat dalam qolbunya. Lebih dekat dari urat lehernya sendiri. Membersamai ketika mereka berdua, bertiga atau dalam keramaian. Diutus para kekasihNya, para nabi rasul pilihan yang rela dibully, dinistakan, direkayasa kasusnya, dikriminalisasi bahkan dicabut nyawanya tanpa kebenaran.
Namun, tetap saja, Allah selalu memberi petunjuk kepada manusia untuk menampakkan keunggulan, kelebihan dan keistimewaan diantara makhluk ciptaanNya yang lain. Memfasilitasinya dengan hidayah, tentu kalau manusianya mau. Agar terus naik dalam pondasi ahsani taqwim, meninggi dalam hidup penuh kebaikan serta membersamai manusia lain untuk tidak tertipu daya iblis pencitraan dan proyek-proyek keserakahan. Agar tidak menjadi manusia aspal. Biasanya, manusia-manusia aspal akan memilih pemimpin aspal. Sudah chemistry-nya begitu. Sehingga iblispun tersenyum.
وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.(Al-Isra`: 70).
Bung harisanusi.com wa 08119891013 | www.kalam.or.id | Berdayaguna Bagi Masa Depan |
Donasi Rumah Alquran ke BSM bank syariah mandiri, norek : 7106 2605 61 a.n. Nadia Sunyaruri