Sahabat yang dirahmati Allah,
Kapan pertama kali membaca ? Boleh jadi, sebagian mengatakan ketika pertama kali diajarkan mengenal huruf saat masuk TK atau SD. Sebagian yang sudah besar apabila ditanya bacalah ! maka pikiran mereka langsung mencari buku atau sesuatu yang tertulis. Perintah membaca sudah identik dengan bahan bacaan.
Padahal, membaca bisa tanpa tulisan. Anda bisa membaca raut muka ibu anda. Sedih, marah atau sedang bahagia. Anda bisa membaca alam, pergerakan bulan, bintang dan matahari. Karena kesadaran membaca inilah lahir pengetahuan perbintangan. Dan tak terhingga ilmu pengetahuan yang terlahir karena kemampuan membaca. Bahkan bila anda memejamkan mata anda, anda masih bisa membaca. Pikiran anda bisa membawa kemanapun anda mau membaca, menerawang, membayangkan, berpikiran meluas dan mendalam. Iya, anda mampu membaca kedalam jiwa anda. Jiwa yang teramat dalam dan luas yang didalamnya terdapat pertempuran-pertempuran besar setiap saat, demikian Sayyid Qutb menuliskan dalam Tafsir Fizhilalilquran yang fenomenal itu.
Sahabat yang dirahmati Allah,
Membaca, belajar membaca dulu, sekarang dan selanjutnya, pertanyaannya untuk apa ? Yunus Emre menyatakan membaca lahirkan ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan itu untuk mengenal diri, kalau tidak sampai kepada pengenalan diri, untuk apa membaca ? Membaca di bangku sekolah, diluar sekolah, di masjid atau di berbagai tempat semestinya menjadikan pembacanya makin mengenal diri, makin mendapatkan makna hidup dan kehidupan. Menemukan makna dalam setiap kali ia membaca menjadikannya setiap saat dalam rasa takjub, bergairah, terpesona, bahagia dan perasaan lainnya. Ia mengalami kegembiraan jiwa dan kelapangan dalam dada.
Sahabat yang dirhamati Allah,
Dalam pengembaraan pikiran dalam membaca lingkungan, membaca ke dalam jiwanya seringkali ia dihadapkan kepada kerumitan dan kebingungan. seperti masuk dalam labirin tanpa batas. Bukan karena semuanya chaos, tidak teratur dan tidak pasti. Justru karena Allah memberikan kemampuan berpikir yang dahsyat kepada manusia dan karena di sisi lain ilmu Allah yang teramat luas sehingga tidak pernah selesai digali. Oleh karena itu, ada hal lain yang kita butuhkan dalam membaca. Yaitu kebenaran dari apa yang kita baca. sehingga membaca tetap menjadi sesuatu yang mempesona tatkala kita memiliki panduan kebenaran. Pada titik membaca inilah kita amat bersyukur dengan hadirnya Alquran dalam genggaman tangan kita. Karena yang mencipta pertama kali diri dan semesta inilah yang memiliki kebenaran. Kebenaran itu berasal dari Tuhanmu dan janganlah menjadi golongan orang-orang yang meragukannya. Inilah kitab yang tidak ada keraguan didalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang terjaga dirinya. Subhanallah. Terus menerus membaca dan pada saat yang sama dibersamai dengan kebeneran Alquran adalah sesuatu yang menakjubkan. Membaca yang melahirkan makna. Membaca yang melahirkan penyaksian akan kehebatan ciptaan dan keagungan sang Pencipta, Allah jalla jalaaluh.
سَنُرِيهِمۡ ءَايَـٰتِنَا فِى ٱلۡأَفَاقِ وَفِىٓ أَنفُسِہِمۡ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمۡ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّۗ أَوَلَمۡ يَكۡفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ ۥ عَلَىٰ
كُلِّ شَىۡءٍ۬ شَہِيدٌ
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?( Q.S. Fushilat ayat 53)
Bacalah dan teruslah membaca wahai yang memiliki mata hati !
www.harisanusi.com
#P0106