Baiklah, sekarang fokuskan dirimu, luangkan waktu sebentar saja, kita akan bermain dengan imajinasi. Bayangkanlah hal berikut.
Berapa banyak kenalan dalam daftar kontakmu sekarang ini? 800? 1000? 1500? Saya yakin banyak sekali. Sekarang coba kamu pilah lagi, dari sekian banyak kontak tadi, berapa orang yang kamu anggap temanmu? 400? 500? 600?,
Ok sekarang kecilkan lagi, dari sekian banyak temanmu itu berapa orang yang benar-benar dekat denganmu? 100? 200? Semakin sedikit kan.
Ok, fokus ya. Dari mereka yang dekat tadi, berapa orang yang kamu rasakan bersahabat karib? Hmmm..10? 20? Ini mungkin terlalu banyak. Ok anggaplah 10 orang. Bayangkan baik-baik. Tetap fokus.
Dari sisa 10 orang tadi, berapa orang yang layak kamu anggap seperti saudara kandung yg bisa saling berbagi suka dan duka, rela berkorban jiwa dan raga, sehidup semati? ..erhmm…kamu terlalu lama berfikir. Ok anggaplah ada, 1 atau 2 mungkin masih masuk akal.
Baik, rasakan..tiba-tiba malam ini dada kamu terasa sakit, sakit sekali, nafas terasa sulit, sesak. Tak lama kamu dijemput ambulan, sekarang kamu berada di ruang IGD rumah sakit.
Bayangkan suasana ruangannya. Dari 2 orang yg tersisa tadi, siapakah diantaranya yang kamu fikirkan ada bersamamu?
Saat ini kamu terbaring dengan alat bantu pernafasan dimulutmu, penglihatanmu samar. Kamu dipindahkan ke ruang perawatan.
Ini harimu yg ketiga, tubuhmu lemah, tak mampu membersihkan diri sendiri, tak mampu menyuapi makananmu sendiri, dari tepian matamu keluar air mata penyesalan. Adakah diantara 2 teman terbaikmu setia mendampingi?
Dalam bayanganmu, adakah mereka di ruangan ini? Kamu berkata dalam hati, “Tidak ada, mereka tidak ada”. Baiklah, ketepikan semua teman & sahabatmu itu, hilangkan mereka dari pikiranmu, tidak ada satupun dari mereka yg masuk sampai tahap ini. Sekarang hanya keluargamu.
Bayangkan kamu sekarang sedang diurus oleh keluargamu. Ada ayah ibumu disana, adik kakakmu, suami/istrimu, mungkin anak-anakmu, semua mengelilingimu. Bayangkan wajah sedih dan khawatir mereka.
Kamu benar-benar tak berdaya, tak dapat berkata-kata kpd mereka. Selang dan alat bantu medis dimana-mana. Dari sekian banyak keluargamu, siapa disana yang setia mengurusimu? Ayah/ibu, suami/istri, anak-anak.
Baik, rasakan saat ini tubuh kamu semakin lemah, tak berdaya dan berjuang menghadapi kesakitan, siapa yg anda harapkan berada didekatmu? Ayah/ibu, suami/istri, anak-anak.
Rasakan badanmu terasa dingin sekali, detak jantungmu berdebar, semakin dingin, menggigil..tiba-tiba kamu melihat sosok bayangan dipojok ruang tepat dibelakang keluargamu, hanya sosok itu yg tidak samar, sangat jelas sekali, ia menatapmu nanar.
Sekilas ada suara-suara langkah dokter dan perawat berlarian menghampirimu, tapi kamu sdh tidak jelas lagi perkataan mereka, hanya samar-samar wajah keluargamu masih tergambar.
Seketika sosok bayangan tadi sudah berada tepat diatas kepalamu, kamu merasakan takut yg luar biasa, tangannya menggapai tubuhmu, hingga ia menarik nyawamu, memisahkannya dari ragamu, kamu menyaksikan tiap jengkal rohmu keluar, karena kamu tahu bahwa setiap mereka yg mengalami sakaratul maut akan mengalaminya. Matamu terbelalak mengikuti arah rohmu yg ditarik keluar.
Baik, bayangkan saat ini kamu sudah tidak ada. Kamu sudah meninggal dunia, kamu kini sudah berubah menjadi jenazah.
Tibalah waktunya tubuhmu dimandikan, siapa yg kamu harapkan memandikan jenazahmu? Ayah/ibu, suami/istri, anak-anak. Yakinkah kamu mereka tidak melimpahkannya kepada amil jenazah? Saya berharap tidak demikian.
Sampai tahap ini mereka ada didekatmu. Setelah kamu dimandikan, dikafankan, disholatkan, lalu keluargamu mengantarkanmu ke pemakaman? Keluargamu masih ada sampai tahap ini.
Terlihat beberapa teman-temanmu ada dalam barisan para pengantar, tapi wajah mereka biasa-biasa saja, bahkan mereka seperti asik mengobrol dan sibuk dengan gadget mereka masing-masing.
Sampailah saatnya kamu dimasukkan ke dalam liang kubur, lalu kamu ditimbun tanah. Adakah keluarga atau temanmu yg bersedia tinggal utk dikubur bersamamu di dalam tanah?
Kamu pasti berkata, “pertanyaan macam apa ini. Manalah ada orang yang mau dikubur bersama jenazah”.
Berarti kamu sadar sepenuhnya, bahwa kamu akan tinggal sendiri di dalam lubang kubur yang gelap, sempit, sunyi dan penuh dengan binatang tanah.
Bayangkan keadaan yg amat menakutkan dan mengerikan di dalam, karena kamu tahu apa yang selanjutnya akan terjadi sebentar lagi..ya malaikat yg amat sangat seram, kejam & bengis akan menanyaimu. Merekalah Munkar dan Nakir.
Tapi tahukah kamu, sebenarnya kamu tidak harus sendiri di dalam kubur menghadapi para malaikat itu. Kamu bisa membawa teman-teman karibmu, sahabat-sahabat setiamu dan keluarga terbaikmu.
Mereka dgn ikhlas menemani dan menghiburmu dalam kubur agar kau senang, mereka akan membawakan cahaya agar kuburmu terang, menyiapkan halaman penuh bunga agar kuburmu lapang, memakaikan pakaian sutra agar badanmu nyaman, menghamparkan kasur hangat dan dipan berwangikan kasturi utk kau tidur dengan nyenyak dan tenang, mereka akan membantumu menghadapi segala kemungkinan agar kau menang.
Mereka adalah 5 teman yg sangat rupawan, pakaiannya sangatlah indah, baunya sangatlah harum. Mereka bernama si Sholat, si Zakat, si Puasa, si Amal Sholeh dan si Qur’an. Ya, mereka benar-benar akan menjelma menjadi “sosok rupawan nan menawan” yg selalu menemani dan menjagamu dalam kubur.
Merekalah teman, sahabat dan keluarga sejatimu.
Bagi orang yang beriman dan ta’at, di dalam kubur nanti, si SHOLAT akan berjaga dari adzab dibagian kepala, si ZAKAT akan berjaga dari adzab disisi kanan, si PUASA akan berjaga dari adzab disisi kiri, si AMAL SHOLEH lainnya akan berjaga dari adzab disisi kedua kaki, dan si AL-QUR’AN akan memeluk berjaga dari adzab pada seluruh tubuh.
Apakah semua teman-teman ini terpikir olehmu saat ini?
Atau selama ini kamu sudah berteman tetapi hanya sekedarnya saja, bahkan mungkin lebih sering kamu abaikan. Tidakkah kamu berfikir lagi, siapa teman-teman sejatimu yg sesungguhnya.
Ataukah masih saja kamu sibuk dengan teman-teman duniawi yang tidak akan perduli denganmu saat kamu menghadapi sakaratul maut, teman-teman yang langsung kembali pada kehebohan dan kesenangan duniawi sesaat setelah acara penguburanmu.
Rasulullah bersabda,
فَيُؤْتَى مِنْ عِنْدَ رَأْسِهِ ، فَتَقُولُ الصَّلاةُ : مَا قِبَلِي مَدْخَلٌ
Kemudian didatangkan malaikat dari arah kepalanya utk menyiksa, maka sholat berkata “Tidak ada jalan dari arahku (untukmu)”
فَيُؤْتَى مِنْ عَنْدَ يَمِينِهِ ، فَتَقُولُ الزَّكَاةُ : مَا قِبَلِي مَدْخَلٌ
Kemudian didatangkan malaikat dari arah kanannya utk menyiksa maka zakat berkata “Tidak ada jalan dari arahku (untukmu)”
فَيُؤْتَى عَنْ يَسَارِهِ ، فَيَقُولُ الصِّيَامُ : مَا قِبَلِي مَدْخَلٌ
Kemudian didatangkan malaikat dari arah kirinya utk menyiksa maka puasa berkata “Tidak ada jalan dari arahku (untukmu)”
فَيُؤْتَى مِنْ عِنْدِ رِجْلَيْهِ ، فَيَقُولُ : فِعْلُ الْخَيْرَاتِ مِنَ الصَّدَقَةِ وَالصِّلَةِ وَالْمَعْرُوفِ وَالإِحْسَانِ إِلَى النَّاسِ : مَا قِبَلِي مَدْخَلٌ
Kemudian didatangkan malaikat dari arah kakinya utk menyiksa, maka amal sholeh, segala sunnah, dan segala perbuatan ma’ruf, berkata, “Tidak ada jalan dari arahku (untukmu)”
(HR. Imam Ahmad dalam kitabnya Al-Musnad dari riwayat Al-Bara’ ibn ‘Azib & Himpunan Fadhilah Amal:609)
Dalam hadist lain dikatakan juga bahwa Al-Qur’an akan menjelma menjadi “seseorang” pria tampan yg selalu menjaga kita, memeluk kita, melindungi kita. Ia akan datang saat tubuh kita mulai dikafankan hinggalah ke alam barzah dan hari kebangkitan. Al-Qur’an akan memperkenalkan dirinya pada si mayit sehingga ia merasa tenang dan tidak ketakutan di alam kubur. Sosok Al-Qur’an tak mau melepaskan diri dan tak mau dipisahkan dengan kita hingga Allah memasukkan kita ke dalam syurga.
(Bazzar meriwayatkan dalam kitab La’aali Masnunah)
Dari Sa’id bin Sulaim ra, Rasulullah bersabda,
“Tiada penolong yang lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari Kiamat selain daripada Al-Qur’an. Bukan nabi, bukan malaikat dan bukan pula yang lainnya.”
(Abdul Malik bin Habib-Syarah Ihya)
Semua rentetan diatas tiba-tiba bergerak kembali kebelakang, jarum jam berputar berlawanan arah dgn cepat, waktu kembali mundur.
Kamu sekarang kembali lagi pada saat sebelum merasakan sesak nafas. Kamu diberi kesempatan.
Sekarang hanya tinggal memilih teman-teman sejatimu..
Oleh: Abu Shafaa Al-Ichwan